Antalogi Puisi "Sepi yang Menjadi Kisah" karya Tri Hartati


Sepi yang Menjadi Kisah
Oleh Tri Hartati

Aku melihatnya, rumah beratap jelaga hitam
Pekat, seperti sejarah yang panjang
Pagi menjadi lukisan berbunga
Sesegar bola mata yang memandang alam antah berantah
Ada sepi yang menemani embun berpeluk
Nyata, tiang-tiang yang kokoh berbahasa, inilah usia
Waktu takkan terenggut oleh nyawa yang menahannya
Semuanya tunduk, menyapa dengan cerita yang takkan terhapus
Sedang siluet senja, semakin jingga
Membuat ranting-ranting pohon berumur menyibak derita
Dulu, dulu sekali
Ada sepasang kekasih bermuram durja


Ucapan Tri

Pertama kali saya menulis puisi ketika duduk dibangku Sekolah Dasar. Namun menulis secara serius saya lakukan ketika duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Ternyata menulis sudah menjadi bagian hidup saya, maka
terkumpulah puisi sederhana ini berjudul Sepi Yang Menjadi Kisah yang saya tulis dari tahun 2009-2012. Secara kualitas mungkin puisi ini masih sangat sederhana, namun saya berharap dengan terbitnya buku kumpulan puisi ini bisa memotivasi para penulis yang memiliki karya untuk mempublikasikannya dan tidak malu dengan karya sendiri. Yakinlah sastra itu indah dan penting untuk diapresiasi oleh orang lain, supaya karya kita semakin cerdas dan bermutu. Maka menulislah! Maka publikasikanlah!

Berjuta rasa syukur saya haturkan kepada sang pemilik kehidupan, Allah SWT yang selalu memberikan inspirasi tak bertepi. Terima kasih kepada kedua orang tua dan kedua kakak tercinta yang selalu mendukung saya untuk terus menulis, juga teman-teman tempat saya menemukan arti sebuah persahabatan. Kepada pembaca saya serahkan goresan tinta ini dengan tulus.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.