Essai | Aku, Pena, dan Dakwah Kepenulisan

oleh: Dyah Ayu Tania

Aku tidak dapat menjauh dari pena yang selalu kugunakan untuk menulis dan menulis. Dakwah kepenulisan juga membantuku untuk mengetahui segala hal yang mengarah kepada suatu karya dalam bidang tulis menulis. Sehingga aku, pena dan dakwah kepenulisan itu tidak dapat terpisahkan satu sama lain.
Melalui pena, kita dapat mengantarkan negara kita kepada kemajuan di dalam suatu peradaban dunia. Karena bisa saja, pada saat kita membuat suatu karya tulis dan karya tulis kita itu dibaca oleh orang lain, karya tulis kita itu dirasa memiliki nilai positif sehingga mampu mensuggesti seorang pembaca untuk melakukan apa yang telah kita tuangkan ke dalam suatu karya tulis kita tersebut.
Dakwah kepenulisan juga berguna untuk terciptanya suatu karya tulis. Karena dengan adanya suatu dakwah kepenulisan ataupun penataran yang menjurus ke arah tulis menulis, maka akan terlahir suatu pemikiran bahwa menulis itu sebenarnya mudah dan sangat bermanfaat. Bagi sebagian besar orang, menulis dianggap sebagai suatu hal atau pekerjaan yang sulit dilakukan karena saat akan membuat karya tulis harus berpikir terlebih dahulu apa yang akan dituliskan. Juga tak sedikit orang mengatakan menulis itu adalah suatu hal yang sangat tidak bermanfaat. Karena selain menguras tenaga juga menghabiskan waktu sia-sia. Dibaca orang belum tentu, diterbitkan juga belum pasti. Juga membutuhkan waktu yang lama untuk menulis yang akan mengurangi waktu seseorang untuk melakukan hal-hal lain yang menurut mereka menyenangkan seperti bermain ataupun yang lainnya.
Padahal kenyataannya, menulis itu adalah suatu hal yang sangat mudah bahkan bisa dikatakan menyenangkan. Karena kita dapat dengan mudah mencari ide-ide dari sekitar kita untuk kita tuangkan ke dalam suatu karya tulis. Apalagi kita hidup tidak sendiri, ada alam dan orang-orang di sekitar kita yang bisa kita jadikan objek dalam suatu karya tulis yang kita buat. Seperti contohnya, kita tidak perlu jauh-jauh berpikir tentang apa yang dikerjakan orang di manca negara untuk membuat karya tulis kita menjadi lebih menarik. Karena, malah itu yang akan membuat kita tersendat dalam membuat suatu karya tulis. Karena kita tidak tau persis dengan apa yang terjadi di negara luar sana. Mengapa kita tidak mencari gampangnya saja? Kita bisa menuliskan apa-apa saja yang kita lakukan sehari-hari ataupun yang terjadi di sekitar kita. Bahkan, itu yang akan bagus untuk dibaca karena kesannya natural dan tidak butuh waktu banyak untuk memahami isinya karena mengandung bacaan yang mengangkat hal-hal sehari-hari yang banyak dilakukan oleh kita dan mungkin dilakukan oleh orang lain juga.
Jadi, aku, pena, dan dakwah kepenulisan yang sudah pada dasarnya tidak dapat terpisah itu dikarenakan mereka saling membutuhkan. Bayangkan saja, dengan adanya aku atau seseorang, tanpa adanya sarana prasarana yang digunakan untuk menulis seperti pena ataupun alat-alat lain yang dapat digunakan untuk menulis, maka tidak akan tercipa sebuah tulisan. Karena tidak adanya media untuk membuat suatu karya tulis. Begitupun sebaliknya, jika ada pena saja tanpa ada manusianya untuk menggerakkan ataupun tidak adanya niatan dari seseorang untuk membuat suatu karya tulis, maka pena atau saran prasarana yang memadai pun hanya akan teronggok begitu saja.
Semua itu juga harus ditunjang oleh adanya dakwah kepenulisan karena itu merupakan suatu sumber kita atau seseorang dalam membuat suatu karya tulis. Walaupun sekarang telah banyak dijual buku-buku yang isinya adalah petunjuk ataupun cara-cara menulis supaya menjadi mudah, tetap saja dibutuhkan adanya dakwah kepenulisan. Karena kehadiran buku ter sebut masih dianggap terlalu teoritis sehingga lebih sulit dipahami oleh para pembaca maupun penulis pemula. Dakwah kepenulisan dianggap paling efektif sebab adanya sesi tanya jawab antara narator dan audience. Maka seseorang akan lebih mudah memahami segala hal yang belum ia ketahui mengenai tulis menulis melalui pertanyaan yang ia ajukan dan langsung dijawab oleh narator.
Adanya seseorang atau aku dan pena hanya akan menciptakan suatu karya tulis yang tidak bermutu yang hanya akan memenuhi draft komputer ataupun buku yang seharusnya berisi tulisan-tulisan yang bagus dan bermutu. Maka dari itu peranan dakwah kepenulisan sangat dibutuhkan juga oleh seseorang dalam membuat suatu karya tulis. Karena karya tulis yang baik adalah karya tulis yang diterima oleh masyarakat banyak. Mereka membacanya juga tidak bosan dan yang paling penting adalah dalam suatu tulisan itu terdapat amanat ataupun bagian yang dapat mempengaruhi seorang pembaca untuk melakukan hal positif yang telah kita tuliskan ke dalam suatu karya tulis. Juga penuh dengan wawasan. Karena pada saat pembaca membaca tulisan kita, pikirannya akan berjalan searah dengan apa yang ia baca. Jadi, jika tulisan kita sama sekali tidak berwawasan dan sama sekali tidak menarik, maka tulisan kita itu hanya akan dibaca satu orang kemudian tidak akan dibaca lagi karena dianggap tidak menarik dan tidak dapat meningkatkan pola pikir pembaca tersebut. Jika sudah begitu, jangan sekali-sekali beranggapan tulisan kita adalah tulisan yang baik. Karena banyak pembaca yang sangat selektif dalam memilih buku yang ia baca. Ia hanya akan membaca buku yang menurutnya baik untuk dibaca dan memiliki pengaruh positif baginya.
Selain itu, etika menulis dan cara menulis juga harus diperhatikan. Jangan sampai ada cacat dalam penulisan kita, ataupun salah dalam menuliskan karakter, tanda baca ataupun bahasa yang tidak sopan dan tidak sepantasnya dibaca oleh umum. Karena yang membaca tulisan kita bukan saja anak kecil yang tidak mengetahui apa-apa namun juga dibaca oleh beberapa orang yang ahli dalam bidang sastra terutama di bidang kepenulisan. Maka bisa saja setelah membaca tulisan kita, ia langsung menghubungi alamat yang tertera atau menyampaikan kritikan langsung kepada penerbit atau bahkan bisa jadi kepada penulisnya langsung. Dan hasilnya, rasa malu yang bisa kita keluarkan. Maka dalam menulis, kita juga sangat membutuhkan seorang editor yang mau dan yang pastinya bisa memperbaiki cara kita dalam membuat suatu karya tulis.
Bagaimana, mudah bukan membuat suatu tulisan itu? Dan, betapa mudahnya bukan menemukan ide-ide yang kita tuangkan ke dalam tulisan kita? Ya, karena itu ada di sekeliling kita. Jadi, selamat berkreasi dengan pena anda! Jangan takut untuk melakukan kesalahan dalam membuat karya tulis. Karena satu kali salah itu biasa, dua kali salah juga masih biasa. Hingga ke dua belas kali kita salah dan pada tulisan kita yang ketiga belas kita mampu membuat suatu perubahan? Itu baru namanya Luar Biasa!
Buatlah negara ini maju dengan karya tulis anda.
Salam...

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.